20110924

Selamat Pagi

embun pagi baru saja beranjak
sebagian pergi menguap terbang gapai angin segar
sebagian lagi bergelayut manja lalu jatuh cumbu tanah
menyeruak masuk cahaya helios
sapa tubuh biaskan kabut mimpi yang masih selimuti
tarik tungkai yang masih lunglai
menatap hari baru dengan pandangan menyipit

kepik indah merah berhias bercak hitam
terbang lincah menepuk punggung
wangi bunga kamboja manjakan hidung bangir
menyengat tapi tetap menawan
masuk terus menusuk celah menuju otak
seimbangi penat yang mulai tercerahkan
kupu-kupu terbang riuh rendah
sekawanan mereka tertawa renyah
menghipnotis sebagai hias nyata pepohonan hijau
mereka melambai mengajak tuk melayang sambut dunia
semua mahakarya-Nya selalu terlalu indah

jari jemari terlihat kian tak kasat mata
desah nafas iringi sesal mutlak yang kian memilukan
ah,mengapa di hari seindah ini aku harus sadar kalau semalam aku mati

20110923

Gadis Kecil

berdecit lagi batangan kapur
sentuh perlahan tembok tua tak rata
tanpa beban,tapi tetap penuh tekanan
pelan,terarahkan jari jari lebam
gemetar tapi tetap tegar

belum seminggu gigi susu pertama tanggal
namun ukiran takdir jauh di luar nalar
bukan alasan tak sunggingkan senyum polos
hiasan akhir dari  bibir kering bertahtakan darah

mimpi..
cita..
harap..
gadis kecil itu biarlah menari lincah
tanah liat termandikan bercak
seiring tatap kosong dengan leher tersayat
menarilah..
tersenyumlah..
tertawalah..
temani angin malam membelai manja

20110919

Sepasang yang Kokoh

anomali percikan air iringi langkah
melompat naik dengan tawa kecil
ketika menapak tanah tergenang basah
turun riang memekik manja
ketika mengangkat dan membentuk riak

celah-celah kecil di telapak
kian besar dan hiasi sepasang yang kokoh
biar rekah dan bernanah
kian meninggi hasrat untuk mencumbu
mengumbar rasa terimakasih

sepasang yang kokoh
membawa tubuh renta yang nyaris roboh
sejak berlari mengejar makhluk-makhluk ladang
hingga berlari dikejar makhluk-makhluk arogan
dari dusun kecil berhias canda tawa
hingga kota yang mencekik kaum fana

terjadi juga kini
memeluk sepasang yang kokoh
namun harus diiringi erangan sakit
rintihan pilu menahan ngilu
tak hanya nanah,kini bermandikan juga darah

sepasang yang tetap kokoh
walau terpisah dari tubuh yang kian rapuh
ketika roda-roda besi bergerak cepat
berlari bagai mangsa yang punya harapan
tanpa peduli hajar badan yang coba berdiri

tetes air mata dan peluh
berasimilasi darah serta nanah
ornamen-ornamen nyata kala merintih
ya,ini saat tepat lisankan terimakasih
sepasang yang kokoh pun mati,pucat,memutih

20110914

Tolong


lelah bermandikan peluh
menyeret lutut kian membiru
berteriak parau tercekik dahaga
mereka berlari membabi buta
mengejar liar bagai sadomasokis gila
mencabik raga yang meronta
menggelepar seiring asa yang kian pudar
lengan lunglaiku mencakar tanah retak
tatapan nanarku menatap pilu
namun cukup tajam untuk membelah langit
dan mengadu
Tuhan..
bawa aku pulang