berdecit lagi batangan kapur
sentuh perlahan tembok tua tak rata
tanpa beban,tapi tetap penuh tekanan
pelan,terarahkan jari jari lebam
gemetar tapi tetap tegar
belum seminggu gigi susu pertama tanggal
namun ukiran takdir jauh di luar nalar
bukan alasan tak sunggingkan senyum polos
hiasan akhir dari bibir kering bertahtakan darah
mimpi..
cita..
harap..
gadis kecil itu biarlah menari lincah
tanah liat termandikan bercak
seiring tatap kosong dengan leher tersayat
menarilah..
tersenyumlah..
tertawalah..
temani angin malam membelai manja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar